Advertisement
BANDAR
LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi Lampung pada 2017, membuka transportasi
darat masyarakat di lima kabupaten yakni Lampung Barat, Pesisir Barat,
Tulangbawang, Tulangbawang Barat, dan Mesuji. Akses itu dibuka lewat
angkutan perintis dengan tarif terjangkau.
Ada
tiga trayek baru angkutan perintis penghubung lima kabupaten tersebut
yakni Liwa-Krui-Bengkunat Belimbing sejauh 115 km yang membuka akses
masyarakat Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat. Kemudian, membuka
akses masyarakat Kabupaten Tulangbawang dan kabupaten pemekaran
Tulangbawang Barat dengan rute Unit II-Menggala-Panaragan-Daya Murni
sejauh 69 km, dan rute Unit II-Simpang Pematan-Brabasan-Kota Terpadu
Mandiri SP VIII sejauh 82 km yabg menghubungkan masyarakat di Kabupaten
Mesuji dan Tulangbawang.
"Jika
menunggu ada perusahaan otobus swasta yang membuka rute tersebut akan
lama, karena jelas tidak menguntungkan. Namun sesuai Nawa Cita Presiden
Joko Widodo dimana negara hadir di tengah masyarakat, angkutan perintis
adalah bentuk kehadiran itu. Ini sekaligus memperkuat konektivitas
antarwilayah, memperkecil ketimpangan, dan kesenjangan sosial di bidang
transportasi," kata Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, di Bandar
Lampung, Jumat (28/4/2017).
Pemilihan
rute baru tersebut, menurut Gubernur Ridho, melalui pengkajian panjang
dan wujud penyerapan aspirasi masyarakat dari kelima kabupaten tersebut
melalui musyawarah perencanaan pembangunan baik di tingkat kecamatan,
kabupaten, hingga provinsi. Ridho berharap dengan beroperasinya tiga
rute baru tersebut menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah yang
pada akhirnya ikut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Lampung.
"Transportasi
itu urat nadi pembangunan. Kalau urat nadinya jalan, denyut kehidupan
akan ikut bergairah. Otomatis, potensi ekonomi bisa dioptimalkan. Harga
komoditas tentu akan naik, jika transportasinya lancar. Ini yang menjadi
fokus kami, agar angkutan perintis menjadi ujung tombak sekaligus
sebagai public service obligation pemerintah," kata Ridho.
Sebagai
angkutan perintis, tarif yang dikenakan dapat dijangkau masyarakat.
Trayek Unit II-Menggala-Panaragan-Daya Murni sejauh 69 km dikenakan
biaya Rp12 ribu/penumpang. Rute Unit II-Simpang Pematan-Brabasan-Kota
Terpadu Mandiri SP VIII sejauh 82 km, penumpang cukup merogoh kocek
Rp14.500. Operator bus perintis diserahkan ke Perum Damri Lampung.
Selain
menambah rute baru, Pemprov Lampung dan Kementerian Perhubungan tetap
mempertahankan rute perintis lama yang belum menguntungkan. Menurut
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Qudrotul Ikhwan, sejumlah rute
yang masih dipertahankan di 2017 yakni Terminal
Rajabasa-Tanjungsenang-Jati Mulyo, Metro Kibang-Metro. Kemudian, rute
Rajabasa Tanjungsenang-Simpang Jatimulyo-Karang Anyar-Margo Dadi-Margo
Mulyo.
Selain itu, rute
Terminal Rajabasa-Branti-Gedongtataan dan rute
Bakauheni-Sukadana-Simpang Menggala-Unit II. "Selama belum ada swasta
yang berani buka rute tersebut, pemerintah tetap akan mempertahankan
agar akses tidak terputus walaupu merugi," kata Qudrotul Ikhwan.
Selain
mengandalkan angkutan perintis, Pemprov Lampung sejak 10 Agustus 2016
membuat terobosan dengan mengoperasikan Bus Trans Lampung melalui PT
Lampung Jasa (LJU), BUMD Lampung dan berada di bawah koordinasi Dinas
Perhubungan Provinsi Lampung. Bersamaan dengan peringatan ulang tahun
ke-53, 18 Maret 2017, Pemprov juga meluncurkan Taksi Trans Lampung yang
beroperasi di Bandara Radin Inten II.
Bus
Trans Lampung beroperasi di tiga rute yakni Unila (Universitas
Lampung)–Itera (Institut Teknologi Sumatera). Lalu, rute Bandara Raden
Intan II–Kota Bandar Lampung Rute Bandara Raden Intan II, Bandara Raden
Inten II-Pringsewu, dan Bandar Lampung-Kalianda. Tarif Bus Trans Lampung
Unila–Itera, umum Rp4000/orang dan pelajar/mahasiswa Rp2000/orang, rute
Bandara Raden Intan II–Kota Bandar Lampung Rp20.000/orang, dan Bandara
Raden Inten II-Pringsewu Rp30.000/orang.
(Hum/KN)