KONKRIT NEWS
04/05/17, 4.5.17 WIB
Last Updated 2017-05-04T10:25:09Z
DaerahEkonomi

Tingkatkan Mutu Dan Penghasilan Petani Kopi, Pemprov Lampung Sepakati Kerjasana Dengan PT. Nestle

Advertisement


Tanggamus - Pemerintah Provinsi Lampung menggandeng PT Nestle Indonesia meremajakan tanaman kopi agar mutu dan produktifitas meningkat. Selain berumur tua, sebagian besar tanaman kopi di Lampung masih dibudidayakan secara turun temurun. 

Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Lampung, Dessy Desmaniar Romas,  mengatakan Lampung tidak saatnya lagi bangga sebagai penghasil kopi terbesar, tapi harus menjadi penghasil kopi terbaik. 

"Kopi terbaik hanya dihasilkan dari tanaman dan budidaya terbaik. Oleh karena itu, kerja sama dengan PT Nestle ini sangat penting dan strategis dalam meningkatkan mutu dan penghasilan petani kopi," kata Gubernur Ridho, pada penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Lampung dan PT Nestle di Pekan Bandar Agung, Kecamatan Talangpadang, Tanggamus, Rabu (4/5/2017).

Penandatanganan dilakukan oleh Debora R. Tjandrakusuma, Legal and Corporate Affair Director PT Nestle Indonesia dan Dessy Desmaniar Romas mewakili Pemprov Lampung. Nota kesepakatan memuat kerja sama budidaya kopi robusta berkelanjutan dan pencantuman logo Siger pada kemasan Nescafe. 

Kopi Lampung,  menurut Gubernur Ridho, mendapat pengakuan dunia berupa sertifikasi indeks geografis. Pengakuan itu, harus dibarengi mutu yang dihasilkan lewat peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktek budidaya. 

Kemudian, penanganan tanaman sebelum dan sesudah panen. "Poin kerja sama paling penting adalah peningkatan pengetahuan petani tentang mata rantai pemasaran biji kopi dan membantu petani kopi mendapatkan akses fasilitas pembiayaan dari bank," kata Gubernur.

Kerja sama ini, lanjut Gubernur, hanya sebagian dari upaya Pemprov Lampung meningkatkan mutu kopi.  Pasalnya,  Lampung memiliki 160 ribu hektare lahan kopi atau 12,97% dari lahan kopi nasional yang mencapai 1,24 juta ha. 



"Setiap tahun, Lampung memproduksi 135 ribu ton yang dihasilkan 147 ribu kepala keluarga.  Namun sebagian besar masih diekspor dalam bentuk biji ke Eropa, Jepang, dan Australia. Kerja sama ini juga ingin agar industri hilir terus meningkatkan produksi agar lebih banyak panen petani terserap," kata Gubernur.

PT Nestle Indonesia hadir membina petani kopi di Tanggamus dan Lampung Barat sejak 1994. Penandatanganan nota kesepakatan ini menurut Bussiness Executive Officer Coffee PT Nestle Indonesia, Indrasena Patmawidjaja,  melengkapi serangkaian program kemitraan strategis di Lampung. "Kebun percontohan di Tanggamus ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia dan jadi percontohan bagi petani kopi dari berbagai sentra kopi Tanah Air, " kata Indrasena. 

Kemitraan kopi Nestle di Tanggamus dan Lampung Barat menjangkau 20 ribu petani dan lebih dari 18 ribu di antaranya meraih validasi 4C yakni common code for the coffee community. "Ini standar yang disusun 4C Association yang mencakup berbagai aspek pertanian kopi berkekanjutan. Model ini membantu petani kopi meningkatkan kualitas dan produktivitas. Petani mendapat kemudahan akses pasar dan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani," kata R. Wisman Djaja, Sustainability Agriculture Development and Procurement PT Nestle Indonesia. 


Nota kerja sama lain yang diteken kedua belah pihak adalah pencantuman logo siger Lampung The Treasure of Sumatera di label kopi Nescafe Classic. Pencantuman siger ini sebagai tanda bahwa 100% biji kopi berasal dari Lampung. "Kami berharap logo siger ini makin memperkuat komitmen untuk menghadirkan pengalaman minum kopi terbaik," kata Indrasena.


(Red/KN)