KONKRIT NEWS
23/04/18, 23.4.18 WIB
Last Updated 2018-04-23T15:30:53Z
NasionalSumatera Selatan

Transmigrasi Sungai Naik "Gagal"

Advertisement

MUSI RAWAS, - Akibat banyak permasalahan lahan yang dicaplok oleh Oknum...?, belum sampai satu tahun penghuni perumahan Transmigrasi Sungai Naik, SP 10, Kecamatan BTS ULU, Kabupaten Musirawas, sudah banyak yang kosong "Gagal". Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Rustam Efendi, Senin (23/4/2018).

Menurut Rustam Efendi, terkait persoalan transmigrasi sungai naik sudah menjadi isu tingkat nasional, sebab sejak program ini berjalan sudah bermasalah, bahkan dirinya sudah beberapa kali dipangil pihak Polda, Ambousman, bahkan sudah sampai ke Dirjen. Hanya saja permasalahan ini tidak pernah selesai. Lanjutnya, permasalah ini diakibatkan banyaknya lahan yang dicaplok oleh Oknum.?, hanya saja dirinya tidak bisa menjelaskan nama oknum yang dia maksud, sampai saat ini perumahan transmigrasi sudah banyak yang kosong akibat tidak dihuni, selain itu sampai sekarang bangunan tersebut belum mempunyai sertifikat.

"Terkait permasalahan transmigrasi banyak oknum pejabat cuci tangan", katanya.

Sebelumnya, Burlian, selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Musirawas menjelaskan. Saya sangat yakin persoalan lahan transmigrasi sungai naik yang dikuasai PT.DAM itu sudah dijual oleh oknum yang menjabat sebelum dia, bahkan saat ini Dinasnya, bersama tim yang diketuai Asisten I, yaitu. EC Priskodesi, masih meneliti dan mencari tahu orang yang menjual lahan transmigarsi.

" Lahan transmigrasi yang dicaplok PT.DAM sudah pasti ada oknum yang menjual lahan tersebut",

Informasi yang dihimpun, dari sumber yang dapat dipercaya yang namanya tidak mau ditulis mengatakan, belum sampai satu tahun sejak transmigrasi dibuka atau masih dalam subsidi semua pendatang yang menghuni perumahan transmigrasi yang berasal dari daerah jawah maupun lampung dengan total jumlah sekitar 100 kepala keluarga (KK) semuanya sudah pulang kedaerah masing - masing. Hal itu diakibatkan oleh ulah oknum yang punya kepentingan dengan lahan tersebut, sehingga lahan transmigrasi yang tidak tahu kejelasanya seluas 200 hektar, diantaranya seluas 66 hektar lahan transmigrasi sudah ditanami kebun sawit yang digarap oleh PT.DAM, sedangkan sisa lahan seluas 133 hektar belum digarap.

Asisten I, EC Priskodesi, saat ditemuai dikantornya untuk dikonfirmasi sedang tidak berada ditempat." Pak Asisten sedang dinas ke Muara Kelingi", ujar stafnya. (Sahlin/Toding Sugara)