KONKRIT NEWS
Selasa, Februari 28, 2017, 18:20 WIB
Last Updated 2017-02-28T11:20:31Z
Daerah

JEMBATAN SELAT SUNDA ANTISIPASI KEMACETAN AKIBAT PEMBANGUNAN TOL SUMATERA

Advertisement
 
Bandar Lampung -- Akibat pembangunan jalan Tol Sumatera di ruas wilayah Lampung yang kebagian sekitar 140 km dari Bakauheni hingga perbatasan Sumatera Selatan diprediksi akan ada pertambahan volume lalulintas secara signifikan sehingga pasca pembangunan tol ini akan menyebabkan kemacetan luar biasa di pintu penyeberangan Bakauheni. Sementara saat ini, konektivitas Sumatera - Jawa hanya dilayani 5 pelabuhan penyeberangan di Bakauheni dan Merak dari 10 pelabuhan penyeberangan yang menjadi rencana Kementerian Bappenas.

Dalam kaitan ini, anggota DPD RI asal Lampung, Andi Surya, memberikan tanggapan: "Saya sudah memprediksi hal tersebut. Bayangkan saja berapa ribu kendaraan bertambah setiap hari berlalu-lalang melintasi penyeberangan Bakauheni - Merak sbg akibat lancarnya moda tol darat sumatera ini. Satu sisi pemerintah dg giat mengejar target pembangunan tol sumatera ini di tahun 2018 utk menyambut Seagames 2018 di Palembang Sumsel, di lain sisi pemerintah belum memikirkan konsekwensi dr kehadiran tol ini di ujung Sumatera yg memungkinkan terjadinya 'bottle neck' berkilo-kilo meter nantinya. Ini merupakan ancaman dan malapetaka dlm sejarah perhubungan darat Indonesia, dua sisi wilayah yaitu Merak dan Bakauheni akan menjadi neraka kemacetan terutama saat-saat menghadapi lebaran dan hari-hari besar lainnya".

Andi melanjutkan, "Bahwa dengan perkembangan signifikan sbg imbas kehadiran Tol Sumatera mau tidak mau pemerintah tidak cukup mengandalkan 5 sampai 10 pelabuhan penyeberangan, namun jawaban yg paling memungkinkan adalah digagas kembali upaya untuk membangun Jembatan Selat Sunda (JSS)".

Ketika disampaikan bahwa JSS ini dulu pernah diajukan oleh pemerintah SBY namun dihentikan rencananya oleh Presiden Jokowi, Andi  menanggapi: "Betul itu, Jokowi menghentikan JSS dengan alasan pemerataan pembangunan barat dan timur dan digulirnya program tol laut, namun menurut saya ini kekeliruan dlm mindset pembangunan nasional, karena untuk membangun wilayah timur 'kan tidak harus menghentikan dinamika pertumbuhan di wilayah Barat. Saya sudah pernah menghitung biaya jembatan ini bersama kementerian Bappenas waktu itu dipimpin oleh Adrinov Chaniago. Biaya diprediksi sebesar Rp 200T. Pemerintah hanya mengeluarkan dana 10% saja, lainnya dibiaya oleh konsorsium swasta. Saat itu Provinsi Banten dan Lampung sudah menyetujui dan mengeluarkan rekomendasi bahkan sudah dibentuk perusahaan2 daerah yg akan memback-up konsorsium ini", sebutnya

"10% dari APBN yang sebesar Rp 2000an Trilyun 'kan kecil sekali sebetulnya, harusnya pemerintah pusat bisa mewujudkan proyek ini, karena JSS ini bukan hanya menjadi impian masyarakat Lampung dan Banten saja namun merupakan aspirasi penduduk Sumatera dan Jawa yang nota bene penghuni terbesar republik ini, sekaligus sebagai upaya pemecahan masalah arus lalu lintas pasca dibangunnya Tol Sumatera. Jika Jokowi dapat mereview ulang dan menetapkan kembali rencana mega proyek JSS ini tentu akan dicatat dalam sejarah bangsa ini sebagai sebuah mahakarya pemerintahan Jokowi-JK", pungkas Andi.
 
 
(Red/Kn)