Advertisement
![]() |
Sutradara Film Mustofa Rizqon Agustia Fahsa |
Konkritnews.com, Pesawaran- Setelah 3 tahun berjuang, akhirnya Komunitas Film Indie Pesawaran dapat merampungkan produksi Film Mustofa Labuhan Cinta Bersyarat pada Desember 2016. Itu yang disampaikan Rizqon Agustia fahsa sutradara film tersebut saat ditemui awak media di Geniastudio, Jumat 3 Januari 2017.
Rizqon mengharapkan Film ini mendapat apresiasi positif dari masyarakat luas khususnya Lampung, "Ceritanya sangat menghibur dan didalamnya terdapat pelajaran yang mengedukasi serta mengangkat banyak konten kearifan lokal," terangnya.
Selain sebagai sutradara, Rizqon juga adalah penulis Film yang bergenre drama percintaan bersetting kehidupan masyarakat adat Lampung Saibatin tahun 80an itu.
"Film
ini bercerita tentang rumitnya kisah cinta Suntan Jamal (Yoga Kharisma)
dengan Liana (Dian Cahya Novalia) yang terhalang syarat adat, karena
Suntan Jamal adalah anak dari Pangikhan Sampurna Agung Kebandakhan
Sebayas (Humaidi Abbas) sedangkan Liana adalah anak dari Dalom Bangsa
Khatu Kebandakhan Segayau (Humaiza Ilyas), sementara kedua
Kebandakhan tersebut terlibat perselisihan turun termurun. Film ini
mengajak kita memahami bahwa cinta sebenarnya dapat menyelesaikan segala
bentuk pertikaian," papar Rizqon
"Film
Mustofa ini diharapkan dapat menjadi catatan prestasi, karena film ini
mengukir sejarah baru perkembangan perfilman daerah khususnya daerah
Lampung dan film layar lebar pertama yang diproduksi oleh komunitas film
dan didanai secara swadaya dengan standar produksi film yang cukup.
Seluruh pemain dan kru yang terlibat secara sukarela tanpa dibayar untuk
memperjuangkan film ini sampai selesai syuting," ungkapnya.
Pembuatan
film tersebut juga mendapat dukungan dari Warna Pictures sebuah rumah
produksi perfilman Jakarta yang turut serta membantu memproduksi film
Mustofa, dengan meminjamkan equipment film secara cuma-cuma dan juga menurunkan krunya yang professional demi kelancaran garapan film tersebut.
DOP, kameramen, soundman serta editor dari Warna Pictures semua bekerja sukarela tanpa dibayar bahkan untuk ongkos ke Lampungpun mereka tanggung sendiri. Ketertarikan Warna Pictures terhadap produksi film kami bermula dari rasa empati mereka setelah membaca perjuangan Komunitas Film Indie Pesawaran yang dimuat di situs donasi kitabisa.com. Pihak lain yang juga turut membantu adalah Sanggar Mutiara Waylima pimpinan Dra. Siti Aisyah dan Sanggar Khanggom Gawi pimpinan Muntazir Rusli, S.Sos.
DOP, kameramen, soundman serta editor dari Warna Pictures semua bekerja sukarela tanpa dibayar bahkan untuk ongkos ke Lampungpun mereka tanggung sendiri. Ketertarikan Warna Pictures terhadap produksi film kami bermula dari rasa empati mereka setelah membaca perjuangan Komunitas Film Indie Pesawaran yang dimuat di situs donasi kitabisa.com. Pihak lain yang juga turut membantu adalah Sanggar Mutiara Waylima pimpinan Dra. Siti Aisyah dan Sanggar Khanggom Gawi pimpinan Muntazir Rusli, S.Sos.
Setelah peluncuran Official Trailer pada 26
Januari lalu, dukungan terus mengalir untuk film Mustofa, bukan saja
dukungan dari daerah Lampung tapi juga datang dari tokoh-tokoh film
nasional diantaranya Riri Riza (sutradara Laskar Pelangi dan AADC),
Abduh Aziz (sutradara Sebelum Pagi Terulang Kembali), Triawan Munaf
(Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia), dan masih banyak yang
lainnya.
"Mereka sangat mengapresiasi film ini, mereka menilai film Mustofa merupakan drama yang menjanjikan, memiliki pesan yang kuat dengan tampilan yang sederhana dan mereka berharap film ini dapat segera tayang dan dinikmati masyarakat luas. Saat ini film Mustofa dalam finishing di tahap paska produksi, masih banyak yang harus dilakukan hingga film ini bisa maksimal secara kualitas. Tidaklah mudah membuat film lokal berstandar nasional, apalagi hingga mendapatkan kesempatan tayang di bioskop. Karena untuk tayang, film tidak hanya harus baik secara kualitas tapi juga harus baik secara promosi untuk memperbanyak jumlah calon penonton, maka kuncinya adalah skema promosi yang baik dari film ini. Tanpa itu semua akan sulit Mustofa bisa segera tayang," tambahnya.
(Red/kn)
"Mereka sangat mengapresiasi film ini, mereka menilai film Mustofa merupakan drama yang menjanjikan, memiliki pesan yang kuat dengan tampilan yang sederhana dan mereka berharap film ini dapat segera tayang dan dinikmati masyarakat luas. Saat ini film Mustofa dalam finishing di tahap paska produksi, masih banyak yang harus dilakukan hingga film ini bisa maksimal secara kualitas. Tidaklah mudah membuat film lokal berstandar nasional, apalagi hingga mendapatkan kesempatan tayang di bioskop. Karena untuk tayang, film tidak hanya harus baik secara kualitas tapi juga harus baik secara promosi untuk memperbanyak jumlah calon penonton, maka kuncinya adalah skema promosi yang baik dari film ini. Tanpa itu semua akan sulit Mustofa bisa segera tayang," tambahnya.
"Oleh
sebab itu, kami seluruh pemain dan kru yang terlibat dalam produksi
film ini, sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak, masyarakat luas,
tokoh masyarakat, pihak swasta dan juga Pemerintah Propinsi Lampung
untuk turut serta mendukung promosi film Mustofa, karena Mustofa tidak
seperti film-film lain yang didukung dana promosi. Dengan turut serta
mempromosikan film ini, berarti juga telah membantu perjuangan kami
memproduksi Film Mustofa hingga bisa tayang di bioskop Nasional
nantinya," tutup Rizqon.
(Red/kn)