Advertisement
BANDAR
LAMPUNG -- Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung Muhammad Ridho
Ficardo meminta kadernya menjadi pengambil kebijakan dalam pembangunan
Lampung, bukan penyeimbang. Untuk itu, Ridho meminta seluruh kader
Partai tetap rendah hati dan bekerja maksimal dalam menjalan misi
menjadikan Lampung maju dan sejahtera.
"Secara
nasional, Partai Demokrat menargetkan perolahan suara 15%. Namun khusus
Lampung harus lebih dari itu, karena pada Pemilu 2009, Partai Demokrat
meraih 14% suara di Provinsi Lampung. Perolehan suara harus bisa 18-20%
karena sekarangkita memiliki kepala daerah di Pesawaran, Way Kanan,
Lampung Timur, Metro, dan Bandar Lampung," kata Ridho Ficardo pada orasi
politik puncak perayaan ulang tahun ke-16 Partai Demokrat di Kantor DPD
Partai Demokrat, Jalan Pangeran Emir M. Noor, Bandar Lampung, Jumat
(15/9/2017).
Jika para
tetap ingin mewarnai pembangunan Lampung, Ridho yang juga Gubernur
Lampung itu, meminta para kadernya mendominasi perolehan kursi di
seluruh kabupaten, provinsi, hingga nasional. "Dominasi Partai Demokrat
harus betul-betul kita pertahankan. Dominasi sudah terbangun dan kita
menuju pada hegemoni Partai Demokrat di Provinsi Lampung," kata Ridho.
Meski
demikian, Ridho meminta dilaksanakan dengan rendah hati. Bukan dengan
arogansi kekuasaan. "Jangan sampai sombong dan hebat sendiri. Apalagi
kebanyakan gaya. Harus rendah hati, bersahabat dengan semua warga, dan
merangkul kader partai lain," kata Ridho.
Kepada
seluruh kader, Ridho meminta segera konsolidasi menghadapi tiga
perhelatan politik yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018,
Pemilihan Umum, dan Pemilihan Presiden 2019.
Dalam
menghadapi tiga pesta demokrasi ini, Ridho meminta kadernya tetap
merangkul seluruh partai. Terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018,
Ridho meminta seluruh kader konsolidasi internal dan memperkuat struktur
partai. Kebijakan Strategis Lampung Dalam kapasitasnya sebagai Gubernur
Lampung, pada kesempatan itu Ridho Ficardo juga menyampaikan kinerja
Pemerintahan yang diusung Partai Demokrat tersebut. "Prioritas utama
pembangunan Lampung adalah memperkuat posisi sebagai basis ketahanan
pangan. Ketika awal saya menjabat 70% irigasi yang menjadi kewenangan
provinsi dalam kondisi rusak," kata Ridho.Namun kondisi terakhir, kata
Ridho, 90% dapat diperbaiki. Bantuan juga diberikan dalam bentuk pompa
air, sumur bor, dan alat mesin pertanian. "Itulah makanya dalam satu
tahun, Lampung mampu menaikkan panen pagi 1 juta ton, dan akan terus
meningkat hingga 4,4 juta ton tahun ini," kata Ridho.
Prioritas
kedua adalah industrialisasi berbasis masyarakat. Pembangunan
infratruktur strategis di Lampung, menurut Ridho, merupakan upaya
meningkatkan industri dan pariwisata. "Dukungan Presiden Joko Widodo
terhadap Lampung sangat tinggi. Beliau memberikan kepercayaan penuh
kepada kita untuk menjalankan proyek strategis nasional di Lampung,"
kata Ridho.
Pembangunan
Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang hampir 250 km tak lepas dari peran
Pemerintah Provinsi Lampung. Peran itu dibuktikan dengan lancarnya
proses pembangunan sejak awal. Bahkan, ketika dana pusat belum turun,
Pemprov Lampung berinisiatif membuat Tim Percepatan Pembangunan JTTS.
"Ketika dana belum turun dari pusat, patok kiri kanan JTTS sepanjang 140
km terpasang. Presiden bahkan menyampaikan apresiasi karena pembangunan
jalan tol di Lampung termasuk yang paling cepat di Indonesia," kata
Ridho.
Kehadiran JTTS,
kata Ridho, bakal berdampak pada tiga kawasan industri yang tengah
dipersiapkan yakni Kawasan Industri Maritim (KIM) Tanggamus, Kawasan
Industri Mesuji, dan Lampung Selatan. "Nilai investasi kawasan industri
ini puluhan triliun dan membuka puluhan ribu lapangan kerja," kata
Ridho.
Prioritas
pembangunan ketiga adalah di bidang pariwisata. Saat rapat dengan
Menteri Pariwisata Arief Yahya, pada 7 Agustus 2017 di Jakarta,
Pemerintah Provinsi Lampung berhasil mengusulkan pembangunan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kalianda, Lampung Selatan. "Nah, tiga
program pembangunan strategis ini ternyata sinkron dengan Pemerintah
Pusat," kata Ridho.Ketiga program strategis itu dapat dicapai dengan
tersedianya infrastruktur yangmemadai. Namun Ridho mengingatkan
infrastruktur bukan tujuan tapi alat mencapai tujuan. Dia mencontohkan,
ketika ingin mencapai ketahanan pangan tentu harus didukung jalan usaha
tani, transportasi dan konektivitas harus bagus. Terlebih pariwisata
yang sangat mementingkan perbaikan akses dan amenitas."Infrastruktur itu
landasannya. Ketika awal menjabat berdasarkan tiga kali survei,
permasalahan nomor satu adalah infrastruktur. Namun di akhir 2016,
masalah infrastruktur dari masalah nomor satu menjadi nomor 10. Ini
artinya, kinerja infrastruktur Pemprov Lampung bagus. Sebagian memang
masih berproses dan saya minta seluruh kader Partai Demokrat
mengawalnya," kata Ridho. (Red/KN)