KONKRIT NEWS
Sabtu, Oktober 14, 2017, 20:02 WIB
Last Updated 2017-10-14T13:02:48Z
politik

KAHMI : Tolak Cagub Titipan Korporasi

Advertisement

Bandar Lampung - Dinamika politik menjelang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung yang akan digelar 27 Juni 2018 mendatang mengundang perhatian serius Korps Alumni HMI (KAHMI) Lampung dengan menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil), di Gedung Garuda Yaksa Sukadanaham, Bandar Lampung, Sabtu (14/10/2017).

Satu diantara rekomendasi Rakorwil itu, yakni KAHMI Lampung menolak cagub-cawagub yang merupakan 'titipan' atau 'boneka' dari korporasi.

"KAHMI Lampung menolak calon Gubernur-Wakil Gubernur yang disokong oleh korporasi," tegas Anggota Majelis Pakar KAHMI Lampung Eddy Rifai kepada awak media.

Dikarenakan, ungkap Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung itu, dapat dipastikan bahwa cagub-cawagub yang didanai korporasi tertentu, akan mempunyai beban pemenuhan konsesi demi kepentingan bisnis perusahaan tersebut.

"Masyarakat Lampung akan sulit mendapatkan keadilan, dan kesejahteraan. Karena usai terpilih, si Gubernur ini akan lebih memilih kepentingan korporasi yang membiayainya, ketimbang rakyat yang memilihnya," terang guru besar hukum itu.

Karena itulah, tegas Eddy, berbagai elemen KAHMI Lampung mesti melihat persoalan ini sebagai sebuah keresahan yang harus segera diantisipasi.

"Jangan sampai demokrasi ternodai dengan kepentingan-kepentingan bisnis yang akhirnya menafikan makna demokrasi itu sendiri, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat," terangnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Majelis Penasihat KAHMI Lampung, Syaripudin Basyar,  dia menyatakan dukungan terhadap cagub-cawagub yang digagas KAHMI Lampung harus bebas dari praktik-praktik kolonialisme kapitalis baru yang menjajah hak-hak rakyat, yang hari ini ditindas dan dijajah oleh kekuatan korporasi.

"KAHMI secara kelembagaan tidak menginginkan pemimpin Lampung mendatang lebih berpihak pada perusahaan daripada rakyat," tambah Guru Besar UIN Raden Intan Lampung itu.

Untuk itu, pihaknya berembuk dalam sebuah wadah yang dinamakan Garuda institut dalam mengantisipasi pemimpin lampung mendatang yang dilatarbelakangi oleh korporasi.

"Ini juga termasuk tindaklanjut dari diskusi kita dahulu  bahwa KAHMI menginginkan Gubernur Lampung kedepan pemimpin yang mengerti dunia akhirat. Pemimpin yang tidak berpihak kepada kepentingan korporasi nya bukan kepada rakyat. Karena pembangunan Lampung kedepan harus terarah," tutup pelantun sekaligus pencipta lagu Lampung Khukun itu. (Red/KN)