KONKRIT NEWS
06/05/17, 6.5.17 WIB
Last Updated 2017-05-07T08:56:35Z
Daerah

Gubernur Ridho Ficardo Buka Rakorda MUI se-Sumbagsel

Advertisement

Bandar Lampung - Sudah menjadi komitmen kebangsaan kita, bahwa negara kita bukanlah negara sekuler, tetapi negara yang dilandasi dengan nilai-nilai agama. Sebagaimana tercermin dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. 

"Indonesia merupakan negara dengan penduduk umat muslim terbesar didunia. Oleh karena itu nilai-nilai Islam menjadi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Nilai-nilai tersebutlah yang menjadikan nilai Rahmatan Lil Alamin bagi Bangsa Indonesia." Ujar Ridho Ficardo saat membuka Rapat Koordinasi Daerah Majelis Ulama Indonesia Se-Sumbagsel. Jumat (05/05/2017) malam, di Hotel Nusantara, Bandar Lampung

Terkait dengan Rakorda, Ridho berharap adanya program-program dari MUI yang dapat membangun kualitas umat muslim di wilayah Sumbagsel, khususnya Lampung. 

"Program-program yang ada saat ini seperti bantuan dan pembangunanan ponpes dan masjid itu sifatnya charity atau pemberian, harapan saya ada program yang bisa menstimulan untuk meningkatkan kualitas umat." Jelas Ridho.

Ridho Ficardo juga berharap, Pemerintah Daerah dapat bersinergi dengan MUI. "Saat ini kami sedang berusaha membangun bandara Internasional sebagai emabarkasi haji penuh dan merevitalisasi Islami Center. Harapan saya MUI juga memiliki program-program yang dapat sejalan untuk menyejahterakan umat."

"Angka kemiskinan tinggi, tidak mudah menjaga umat. Tugas para ulama menjadi lebih sulit dalam kondisi masyarakat prasejahtera." Lanjut Ridho.

Sedangkan Korwil MUI Sumbagsel DR.Ir Lukmanul Hakim M.Si menyatakan bahwa Rakorda Sumbagsel memiliki tema yang strategis, yaitu ekonomi. Hal ini senada dengan kongres ekonomi umat yang barus saja digelar oleh MUI yang dihadiri oleh presiden dan seluruh Kabinet. Kongres tersebut mengusung tema arus baru ekonomi Indonesia, yaitu sistem ekonomi syariah dalam bingkai kebangsaan.

"Soal ekonomi menjadi fokus utama MUI saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang mengalami peningkatan yang pesat. Tapi di balik itu Indonesia terendah dalam kesenjangan ekonomi. Untuk itu harapannya kita dapat memperkecil kesenjangan dan melakukan percepatan-percepatan ekonomi." Jelasnya.

Dengan kesenjangan ekonomi yang tinggi dikhawatirkan akan terjadi konflik-konflik horizontal yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak ingin Indonesia bersatu. "Kalau sudah begini yang menjadi korban adalah umat." Ujar Lukmanul Hakim, 

"Salah satu yang dapat menjadi bibit konflik adalah reformasi agraria, sertifikasi tanah harus diperhatikan, agar masjid-masjid memiliki sertifikat. Banyak masjid yg dibongkar karena tidak memiliki sertifikat, dan mau tidak mau kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Indonesia adalah negara hukum, dan kita harus hormati itu." papar Lukmanul

Mengakhiri sambutannya Lukmanul menyatakan, Rakorda berfungsi untuk memberikan masukan, saran dan kritik yang membangun. Sehingga pemerintah dapat menyejahterakan umat. 

"Saat ini Provinsi Lampung sudah sangat bagus. Indeks pertumbuhan ekonominya 5,16%, di atas Indonesia dan Vietnam. Apalagi kalau Pak Gubernur bisa sertifikasi masjid-masjid di Lampung. Insya Allah salam "L" nya berlanjut." pungkasnya.
(Red/KN)