KONKRIT NEWS
11/06/17, 11.6.17 WIB
Last Updated 2017-06-11T16:49:24Z
politik

Rismayanti Borthon : Pemilu Adalah Momentum Keberpihakan Gerakan Mahasiswa Untuk Rakyat

Advertisement
Rismayanti Borthon Ketua Korda Kawan Kece Provinsi Lampung

Bandar Lampung - "Ketika hari ini gerakan mahasiswa belum mampu merebut kekuasaan, maka yang bisa dilakukan adalah meng-influence kekuasaan dengan program-program yang mereduksi persoalan-persoalan rakyat melalui penguasa. Tetapi, ketika situasi penguasa hari ini tidak mampu untuk mewujudkan cita-cita gerakan mahasiswa tersebut, maka Pemilu adalah momentum yang tidak bisa dilewatkan sekedar ceremonial 5 tahunan saja. Ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukan keberpihakan gerakan mahasiswa terhadap setumpuk persoalan rakyat. Kredibilitas gerakan mahasiswa dipertaruhkan, karena pemilu adalah momentum mengganti sistem kepemimpinan usang yang hanya menguntungkan segelintir elit dgn sistem kepemimpinan yang kita cita-citakan," terang Rismayanti Borthon via whatsapp nya saat memberikan statment tentang pemilu menjelang Pilgub Lampung 2018 mendatang. Bandar Lampung, Minggu (11/06/2017) Malam.

Rismayanti Borthon, Wanita cantik yang dikenal sebagai Aktivis dan Ketua Korda Kawan Kece Provinsi Lampung itu juga mengungkapkan bahwa, dalam momentum pemilu tersebut gerakan mahasiswa harus mampu membaca track record calon pemimpin agar dapat memilih kandidat yang layak untuk meneruskan cita-cita Provinsi Lampung sampai diwujudkan dalam produk kebijakan di tatanan pemerintahan. 

"Tujuan utamanya bukan sesepele memenangkan si calon, tetapi memenangkan program-program kerakyatan yang kita ajukan melalui kontrak politik. Isi dari program-program tersebut adalah rumusan persoalan-persoalan rakyat yang selama ini kita teriakan dijalan-jalan dalam setiap momentum-momentum demonstrasi. Disinilah salah satu cara gerakan mahasiswa menunjukan keberpihakkannya terhadap rakyat. Sekali lagi, bukan untuk sesepele memenangkan si calon, tetapi untuk memenangkan cita-cita gerakan mahasiswa itu sndiri," terangnya.

Lanjut Rismayanti, "Untuk itu Gerakan mahasiswa jangan ambigu. Berbicara membela rakyat tetapi dalam hal cita-cita dan langkah konkrit pembelaan terhadap rakyat masih mengawang-ngawang. Pada akhirnya mudah disetir dengan issue-issue viral yg sengaja diciptakan untuk kepentingan-kepentingan sekelompok orang atau hanya menunggu ada produk kebijakan yang disahkan oleh pemerintah yang dianggap tidak sesuai baru kemudian turun kejalan dan gerakannya pun kentang, tidak jelas endingnya dan tidak jelas maksud dan tujuannya karena lemahnya konsistensi dalam mengawal issue tersebut," katanya.

"Gerakan mahasiswa pernah besar, pernah sangat ditakuti bahkan mampu mencetak sejarah meruntuhkan kepemimpinan diktator Soeharto. Tetapi, apakah hari ini kekuatan kita masih sama," pungkasnya. (Red/KN)