KONKRIT NEWS
20/08/19, 20.8.19 WIB
Last Updated 2019-08-20T12:38:11Z
Daerah

Terima Audiensi, Staf Ahli Gubernur Lampung Malah Kucilkan BOPI

Advertisement
Indrawansyah, Anggota Bidang Pertandingan UTIPRO Lampung

Bandar Lampung - Universal Tekwondo Indonesia Profesional (UTIPRO) Lampung kecewa atas statmen Hanibal selaku staf ahli Gubernur Lampung yang mengungkap bahwa Undang-undang itu tidak selalu benar. 

Bermula saat UTIPRO melakukan audiensi dengan Gubernur Lampung yang dalam hal ini diwakili oleh Hanibal selaku Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, UTIPRO yang diterima diruang kerja Staf Ahli tersebut pada Selasa (20/8/2019), memaparkan maksud dan tujuan kedatangannya. 

Dalam kesempatan itu, Indrawansyah selaku anggota bidang pertandingan UTIPRO memaparkan tentang keinginan pihaknya melibatkan Gubernur Lampung sebagai pelindung dalam gelaran Kejuaraan Nasional Taekwondo Lampung Open II Piala Menpora, dan ingin membentuk Bandan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Lampung. 

Dikatakan Indrawansyah kepada media, bahwa Hanibal, staf ahli Gubernur Lampung bidang kemasyarakatan dan SDM tersebut mendukung akan diadakannya Kejurnas Taekwondo Lampung Open II Piala Menpora tersebut. Namun untuk pembentukan BOPI, Hanibal menolak mentah-mentah karena menurutnya Undang-undang tidak selalu bener. 

Meskipun diterangkan oleh Indrawansyah, bahwa pembentukan BOPI sah dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 0009 Tahun 2015 tentang kedudukan, fungsi, tugas, dan susunan organisasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Dalam BAB V, BOPI Provisini dan Representasi, menyebutkan bahwa BOPI dapat membentuk BOPI Provinsi.

Diterangkan Indrawansyah, Bahwa BOPI Provinsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat terbentuk apabila adanya permohonan dari Gubernur, instensitas kegiatan olahraga profesional di provinsi yang bersangkutan dinilai sudah memerlukan pengawasan dan pengendalian dan/atau adanya permintaan dari pengurus organisasi olahraga profesional di Provinsi. 

Meskipun sudah dipaparkan maksud tujuan agar gubernur Lampung dapat meminta untuk pembentukan BOPI, namun Hanibal staf ahli gubernur tersebut malah mengatakan tidak mungkin, dengan alasan BOPI itu organisasi kecil. Atas statmen itulah Indrawansyah dan rekan-rekannya yang hadir dengan niatan baik pada saat audiensi tersebut sangat merasa kecewa terhadap salah satu pejabat di lingkungan pemerintah Provinsi Lampung itu. 

Indrawansyah mengatakan bahwa sebagai staf ahli Gubernur, harusnya Hanibal tidak mengeluarkan statmen yang mengkerdilkan BOPI. 

"BOPI ini organisasi Nasional bukan abal-abal. Trek recordnya di tingkat Nasional sudah tidak diragukan lagi. Saya sangat menyangkan atas ungkapan yang dikeluarkan oleh staf ahli Gubernur Lampung itu," ucap Indrawansyah. 

Menurut Indrawansyah, selaku Pejabat harusnya Hanibal bisa bersikap bijak dalam mengeluarkan kata-kata dan dapat merangkul semua organisasi, bukan malah mengecilkan organisasi. 

"Saya selaku penggiat Olahraga Profesional sangat kecewa atas statmen dari Hanibal selaku staf Ahli Gubernur Lampung. Saat  Audensi  Hanibal terkesan Emosi dan  mengecilkan kami. Pejabat seharusnya dapat menampung dan menerima masukan-masukan dari masyarakat ini malah seolah tidak menghargai. Padahal saya selaku penggiat Olahraga Profesional yang dulunya bernaung di KONI Lampung tidak ada pembinaan serius, dan memutuskan untuk pindah ke BOPI. Dan pada saat kami jelaskan mengenai rencana mengusulkan membentuk BOPI, staf ahli malah tidak merespon baik, justru mengucilkan dan mengatakan tidak mungkin Gubernur mau menjadi ketua BOPI organisasi kecil.

Sambung Indrawansyah, pihaknya ingin memajukan olahraga Lampung, terlepas dari amatir atau profesional seharusnya jangan dipermasalahkan, dan harus tetap didukung karena setiap warna negara memiliki hak yang sama dalam mengembangkan olahraga. Namun dalam hal ini BOPI menjadi PR pemerintah Lampung untuk dapat  segera dibentuk.

"Kami merasa di Anak tirikan,  dan banyak atlet atlet kami yg memiliki kemampuan bersaing untuk mengharumkan Provinsi LAMPUNG TERCINTA namun terjegal dengan beberapa Oknum bahkan banyak atlet kami yang mengikuti event-event nasional maupun internasional dan saat ini di berdayakan menjadi PNS. Apakah kami selaku putra putri daerah dan anak anak bangsa harus diam  dan merelakan prestasi kami di jegal oleh perbedaan kepengurusan, apakah ini yg disebut kebhinekaan," ungkapnya.

Menurut Indrawansyah, kita bisa lihat perkembangan olahraga Lampung terpuruk, banyak atlet atlet Lampung yang berpotensi besar yang memiliki tiket mengharumkan nama Lampung justru pindah domisili untuk membawa nama provinsi lain di karenakan kurangnya pembinaan serius dari pengurus cabang olahraganya dan masih menggunakan unsur kedekatan dan diutamakan keluarga, baru bisa mengikuti kegiatan.

Dengan adanya Badan Olahraga Profesional, Indrawansyah ingin terlibat langsung dalam mengembangkan Olahraga di provinsi Lampung melalui BOPI tidak hanya Taekwondo tapi seluruh cabang olahraga yang lainnya.

"Waktunya yang muda berkarya, lupakan perbedaan satukan niat dan tujuan walaupun kita berbeda kepengurusan dengan tujuan membawa nama harum merah putih khususnya Lampung," tutupnya. (Red)