KONKRIT NEWS
30/11/19, 30.11.19 WIB
Last Updated 2019-12-04T15:33:47Z
Bandar Lampung

Oknum Dosen UIN Diduga Lakukan Money Oriented Education

Advertisement

Bandar Lampung - Terkait adanya Isu yang beredar dilingkungan Kampus UIN Raden Intan Lampung terkait adanya oknum dosen yang diduga melakukan Money Oriented dalam dunia pendidikan khususnya terhadap mahasiswa UIN RIL semester III, menjadi perhatian khusus di kalangan masyarakat. Bahkan sebelumnya pihak rektorat kampus UIN RIL Lampung juga sudah membuat larangan yang mana Dosen tidak boleh melakukan kegiatan seminar atau Workshop yang melibatkan mahasiswa UIN. 

Beberapa mahasiswa semester III pun membenarkan adanya dugaan hal tersebut. "Betul kami disuruh ibu Mega untuk ikut acara seminar beliau dengan dalih agar nilai UTS atau UAS kami baik," ungkap beberapa mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (30/11/2019).

Namun, saat awak media mengkonfirmasi kepada Mega yakni seorang Dosen yang dimaksud, dirinya menyangkal itu semua. Dirinya menjelaskan bahwa seminar tersebut dibuka untuk umum. 

"Ada mata kuliah sebetulnya di bimbingan konseling terkait dengan kemampuan berbicara bagaimana mahasiswa bimbingan dan konseling harus mampu komunikasi. Ini dibuka secama umum, namun animo mahasiswa yang ingin mengikuti kegiatan tersebut sangat baik karena biayanya pun sangat murah sekali hanya Rp. 150 ribu, dan kebetulan mahasiswa saya dari UIN RIL antusias nya tinggi untuk mengikuti itu, saya pun tidak tahu kenapa, mungkin karena kecintaan nya terhadap saya dan rasa ingin tahunya tentang ilmu komunikasi dasar menjadi seorang entertainer dan seorang pendidik," ungkap Mega seorang Dosen UIN RIL saat dikonfirmasi tentang adanya dugaan Money Oriented Education itu.

Sambung Mega, Workshop kali ini muatannya 10 jam pelajaran, jika hanya belajar di kampus tanpa memberikan ilmu yang mungkin tidak ada di dalam kelas bagaimana mereka bisa lihai menjadi publik speaking.

"Yang jelas tuduhan yang menimpa terhadap saya itu hanyalah persepsi mereka dan saya tidak bisa melarang itu, silahkan saya mereka punya persepsi itu hak mereka, tapi kan buktinya acara ini untuk umum dan acara ini tidak membawa lebel kampung," terang Mega.

Logikanya saja, lanjut Mega, jika saya ini ingin mencari keuntungan pribadi tidak mungkin acara ini biaya pendaftarannta hanya 150 ribu, dapat apa saya, jelas dia.

"Kadang, mahasiswa mengira jika mengikuti kegiatan yang di adakan dosen bakal membuat nilai mereka baik, padahalkan tidak, itu tergantung kepada mereka masing-masing. Terlebih saya disini sebagai narasumber bukan penyelenggara. Yang menyenangkan kegiatan ini adalah dari Smart Global, saya hanya diundang sebagai pemateri," terangnya lagi.

Harapan saya cuma ingin mahasiswa dapat menjadi seorang pendidik yang dicintai oleh anak didiknya karena memiliki kemampuan komunikasi atau  pubik speaking yang baik, tutup Mega. (Putra)