Dianakrobi
26/07/20, 26.7.20 WIB
Last Updated 2020-07-26T11:36:03Z
BeritaDaerahMetro

Rusaknya Jalan Akibat Truk dan Alat Berat Yang Berkerja Disepanjang Proyek Irigasi Menuai Kontroversi Warga

Advertisement
METRO|konkritnews.com
--Rusakny ruas jalan akibat pekerjaan proyek peningkatan irigasi Sekampung Batanghari, dengan nilai 31 Milyar itu dikeluhkan warga. Pasalnya rusakan jalan ini disebabkan oleh beban berat Truk pengakut material proyek dan alat berat yang melintas.

Rusaknya jalan mulai terlihat disepanjang irigasi di Kelurahan Tejosari, Kota Metro, yang berbatasan dengan Metro Selatan, Sabtu, (25/07/2020).

Menurut beberapa warga yang kesehariannya sering melewati jalan tersebut, untuk pergi dan pulang bekerja mengatakan jalan tersebut belum lama diperbaiki.

“Jalan ini belum lama dari didandan, tetapi sejak ada proyek rehap ledeng banyak mobil truck dan alat berat jadi mulai hancur. Apalagi alat berat ini Exavator bolak-balik lewat jalan aspal ini pulang ke base camp, pasti rusak,” ungkap warga yang tidak ingin disebut namanya.

Dalam hal rusaknya jalan tersebut, tim media menemui Direksi proyek dari Balai Dinas PU, Agung, menjelaskan dana pekerjaan proyek serta akibat terjadinya jalan rusak.

“Kita mulai kontrak tanggal 5 Februari 2020, karena ada perubahan covid, nilai kontrak awal 31 milyar setelah ada penurunan jadi 8 milyar, mengenai panjang awal pekerjaan ini semula 6.590 meter, dikarenakan covid jadi tinggal 8 milyar, tinggal diestimasi dengan nilai itu sesuai dengan item  tinggal 1.400 meter," terangnya.

Ia menambahkan, "Pekerjaan ini dikerjakan oleh PT. Hanung Kahuripan, tapi nanti tahun depan dilaksanakan wacananya tinggal nunggu juklak juknis dari kementrian, mengenai tenaga kerja keseluruhan dari Jakarta semua,” jelas Agung.
Sementara itu, tim media juga mempertanyakan terkait adanya laporan warga bahwa oknum pengawas proyek yang menjual material bekas pecahan irigasi.

“Kalau kami petunjuk Tekhnisnya, jika warga menginginkan material bekas galian semen itu silahkan ambil, atau kami punya rekanan untuk di buang. Misalkan, berapa kubik dan yang terbuang kita ukur kembali dan dilaporkan ada berita acara. Kalau di jual enggak ada, itu masih ada dipinggir-pinggir, tapi enggak tau oknum lain yang menjual,” imbuhnya.

Namun kenyataan dilapangan sesuai yang dikatakan Agung selaku direksi proyek dari kementrian, seluruh material semen bekas galian sudah tidak ada, hal ini menimbulkan pertanyaan sangat besar, sesuai dengan pernyataan warga.

Perlu diketahui bahwa sebagai kontraktor proyek peningkatan daerah irigasi Sekampung Batanghari adalah Hanung Kahuripan, KSO bersumber dana SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dengan nilai kontrak Rp. 31.159.480.000,- serta waktu pelaksanaan selama 300 hari kalender, berlokasi di Kelurahan Tejosari, Metro Timur.
(Tim)