Advertisement
BANDAR
LAMPUNG -- Provinsi Lampung meraih Juara II Lomba Inovasi Teknologi Tepat
Guna (TTG) Nasional di Kayubura, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten
Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu (27/9/2017). Provinsi Lampung yang
menampilkan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Pedesaan (Posyantekdes)
Jaya Sejahtera, Desa Semuli Jaya, Kecamatan Abung Semuli, Lampung Utara
menyabet Juara II dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi (Kemendes PTT).
Gubernur
Lampung Muhammad Ridho Ficardo yang mendapat kabar itu menyampaikan
apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya dan usaha seluruh pihak
yang membantu lomba tersebut. "Kita tentu berharap inovasi ini dapat
diterapkan petani agar dapat mempertahankan swasembada padi dan
mewujudkan swasembada jagung. Kita membutuhkan tekonologi seperti ini
dalam mempertahankan Lampung sebagai lumbung pangan nasional," kata
Gubernur Ridho.
Lebih
lanjut dikatakan Ridho "alat ini diharapkan dapat dikembangkan ke
kelompok tani yang lain, agar produktifitas petani bisa meningkat, untuk
mendukung ketahanan pangan di Provinsi Lampung."
Inovasi
alat tanam multifungsi padi sawah dan jagung ini buatan Suryanto. Alat
ini berhasil menjadi yang terbaik setelah melewati berbagai tahapan
seleksi administrasi, tinjauan lapangan, hingga paparan final di
Jakarta. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Yuda Setiawan,
menerima penghargaan ini atas nama Gubernur Lampung.
Juara
I lomba ini diraih mesin insinerator atau mesin pengolah sampah,
produksi Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ajang TTG menghadirkan sekitar
30 stan pameran dari berbagai provinsi di Tanah Air. Perhelatan besar
tersebut menjadi instrumen bagi inovator untuk mewujudkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat desa melalui berbagai temuan berbasis
kearifan lokal.
“TTG
merupakan salah satu cara atau pendekatan yang ampuh dalam upaya
mendorong percepatan mewujudkan kemandirian masyarakat desa. Kita
berharap sentuhan TTG mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
produksi di pedesaan,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, saat membuka TTG
Nasional XIX.
Menurut
Menteri, TTG tidak selalu harus alat atau mesin. Dapat berupa teknologi
proses atau produk yang dapat menghasilkan nilai tambah dari aspek
ekonomi dan aspek lingkungan. Dia mengatakan dana desa dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi
tepat guna untuk kemajuan ekonomi.
“Desa
dapat melakukan pelatihan kewirausahaan yang mendukung pengolahan
produk pascapanen sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan semakin
meningkatnya kualitas dan kuantitas, produk tersebut dapat menjadi
produk unggulan kawasan perdesaan dan memberi nilai tambah,” kata
Menteri.
Para kepala desa
diharapkan dapat memanfaatkan TTG membantu menyosialisasikan atau
memfasilitasi masyarakat akan pentingnya penerapan TTG dalam pengelolaan
potensi sumberdaya alam. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan kelembagaan masyarakat yang terbentuk di daerah, yaitu
Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek).
Fungsi
Posyantek tidak hanya sebagai sumber informasi dan promosi teknologi
tepat guna, melainkan juga diarahkan untuk mampu menjembatani masyarakat
pengguna teknologi dengan sumber TTG. Gelar TTG juga membuka peluang
bagi pengusaha berinvestasi mengembangkan TTG. Dukungan kalangan dunia
usaha sangat dibutuhkan dalam memproduksi alat TTG dengan tingkat harga
yang terjangkau masyarakat. (Red/KN)