 |
Foto Ist
|
Indonesia -Viralnya pemberitaan tentang kumandang azan dan gonggongan anjing
menjadikan banyak pihak berkomentar. Namun, diluar peristiwa ini yang perlu
dipahami yaitu arti dan keutamaan azan.
Dari segi bahasa, azan berarti pengumuman dan secara syar’i yaitu pengumuman
masuknya waktu salat dengan ucapan (zikir) tertentu. Sedangkan keutamaan azan
banyak yang belum mengetahui. Lantas, apa saja keutamaan azan?
Sebagaimana dilansir dari laman okezone.com, berikut ini
penjelasannya:
1. Setan Menjauh Saat
Mendengar Azan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda yang artinya: “Apabila azan dikumandangkan, maka setan berpaling
sambil kentut hingga dia tidak mendengar azan tersebut. Apabila azan selesai
dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqomah, setan pun
berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia
akan melintas di antara seseorang dan nafsunya. Dia berkata, ‘Ingatlah
demikian, ingatlah demikian untuk sesuatu yang sebelumnya dia tidak
mengingatnya, hingga laki-laki tersebut senantiasa tidak mengetahui berapa
rakaat dia salat. Apabila salah seorang dari kalian tidak mengetahui berapa
rakaat dia salat, hendaklah dia bersujud dua kali dalam keadaan duduk.” (HR
Bukhari Nomor 608 dan Muslim 389)
Ibnul Jauzi mengatakan: “Suara azan membuat setan takut sehingga
pergi menjauh. Karena dalam kumandang azan sulit terjangkit riya’ dan
kelalaian. Hal ini berbeda dengan salat, hati mudah diserang oleh setan dan ia
selalu memberikan pintu waswas.” Sampai-sampai Abu ‘Awanah membuat judul suatu
bab “Dalil bahwa orang mengumandangkan azan dan iqamah tidak dihinggapi was-was
setan dan sulit terjangkit riya’ karena setan menjauh darinya.” (Fath
Al-Bari, 2:87)
2. Orang yang Mendengar Azan
akan Menjadi Saksi bagi Muazin pada Hari Kiamat
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia
mendengar Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidaklah suara azan yang
keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu
yang mendegarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.”
(HR Bukhari Nomor 609)
Termasuk juga di sini jika yang mendengar adalah hewan dan benda mati
sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Ibnu Khuzaimah.
Dalam riwayat lain disebutkan: “Muazin diberi ampunan dari suara
kerasnya saat azan serta segala yang basah maupun yang kering akan menjadi
saksi baginya pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud Nomor 515; Ibnu Majah 724;
dan An-Nasai 646. Sanad hadis ini hasan sebagaimana dinilai oleh Al-Hafizh Abu
Thahir)
”Termasuk juga yang mendengarnya adalah malaikat karena sama-sama tidak
terlihat seperti jin”. (Lihat Fath Al-Bari, 2:88-89)
3. Kalau Tahu Keutamaan Azan Pasti akan Jadi Rebutan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Seandainya
setiap orang tahu keutamaan azan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin
memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR
Bukhari Nomor 615 dan Muslim 437)
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud hadis adalah seandainya
mereka mengetahui keutamaan azan, keagungan dan balasannya yang besar, kemudian
waktu azan sudah sempit atau masjid hanyalah satu, pastilah mereka saling
merebut untuk azan dengan cara mengundi.” (Syarh Shahih Muslim, 4:142)
4. Keadaan Muazin yang Istimewa pada Hari Kiamat
Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda
yang artinya: “Seorang muazin memiliki leher yang panjang di antara manusia
pada hari kiamat.” (HR Muslim Nomor 387).
Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang paling banyak
menampakkan rahmat Allah SAW. Ada juga ulama yang menafsirkan bahwa yang
dimaksud adalah orang yang paling terlihat banyak mendapatkan pahala. (Syarh
Shahih Muslim, 4:84)
5. Muazin Diampuni oleh Allah dan Dimasukkan ke Surga Kelak
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda
yang artinya: “Rabb kalian begitu takjub terhadap si pengembala kambing di atas
puncak gunung yang mengumandangkan azan untuk salat dan ia menegakkan salat.
Allah SWT pun berfirman,: ‘Perhatikanlah hamba-Ku ini, ia berazan dan
menegakkan salat (karena) takut kepada-Ku. Karenanya, Aku telah mengampuni dosa
hamba-Ku ini dan aku masukkan ia ke dalam surga’.” (HR Abu Dawud Nomor
1203 dan An-Nasai 667. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini
sahih)
6. Muazin Lebih Utama daripada Imam
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda yang artinya: Imam adalah penjamin sedangkan muazin adalah orang yang
diamanahi. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada para imam dan mengampuni
para muazin.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahih-nya Nomor 1669, dan hadis ini
disahihkan oleh Syekh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wa
At-Tarhib nomor 239)
Hadis ini dan sebelumnya menunjukkan bahwa seorang muazin lebih utama
daripada seorang imam. Karena yang namanya amanah lebih tinggi daripada memberi
jaminan, juga maghfirah (ampunan) lebih utama daripada irsyad (petunjuk).
Yang menjadi pendapat dalam Mazhab Syafii, muazin lebih utama daripada imam
berdasarkan pertimbangan dalil-dalil yang ada. Sampai-sampai Umar bin Khattab
berkata: “Seandainya aku bukanlah khalifah (yang mesti jadi imam salat,
pen), tentu aku akan mengumandangkan azan.” (Lihat Al-Mughni, 2:54-55)
Dalam Al-Mufhim (7:2), Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa dalam azan itu
diumumkan tiga hal: (1) Masuknya waktu salat, (2) Mengajak salat berjamaah dan
berkumpul pada suatu tempat, (3) Menampakkan syiar-syiar Islam.
Wallahu a’lam bishawab.