Advertisement
Bandar
Lampung - 'Dijajah' oleh media sosial menjadi salah satu efek negatif
media sosial yang dikupas Kapolda Lampung Irjend Pol Sudjarno saat
memberikan kuliah umum.
"Efek
globalisasi mendatangkan banyak hal. Contohnya media sosial (medsos).
Terasa nggak kita dijajah media sosial ? Berapa dana yang harus kita
keluarkan supaya bisa akses medsos ? Harus bayar. Bangun tidur pertama
kali dipegang pasti ponsel untuk mengecek akun medsos. Pasti lebih
memilih ketinggalan dompet daripada ponsel. Satu keluarga bisa nggak
ngobrol karena asyik dengan gadget masing-masing. Medsos mampu
mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, " kata Sudjarno saat
memberikan materi seputar Radikalisme, Wawasan Kebangsaan dan
Nasionalisme pada Program Orientasi Pendidikan Tinggi Universitas
Teknokrat Indonesia, Kamis 20 Juli 2017.
Pornografi,
narkoba, miras, intoleransi, radikalisme sampai terorisme banyak
tersebar lewat medsos dan sudah menyerang kebhinekaan dan NKRI. Bahasan
tentang aplikasi Telegram yang ditutup Pemerintah juga diangkat
Sudjarno. Beberapa hasil survei seputar aksi terorisme yang terjadi
ditanah air juga dipaparkannya.
"Benar
medsos sudah menjadi bagian hidup kita. Kebutuhan bahkan. Tinggal kita
menyikapi konten yang disajikan. Saya harap teman-teman mahasiswa ada
kepedulian untuk memberi pemahaman tentang kebhinekaan, intoleransi,
terorisme, wawasan kebangsaan dan radikalisme, " tambah Sudjarno.
Mahasiswa
juga diminta Sudjarno untuk lebih aktif jadi kontrol sosial
dimasyarakat. Secara khusus Sudjarno juga menyatakan Polda Lampung siap
kerjasama dengan mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia untuk
menghadapi intoleransi, radikalisme dan terorisme lewat beragam
kegiatan. Jadi tidak bertemu saat mahasiswa menggelar demonstrasi saja.
Kuliah
umum tersebut dihadiri Rektor Dr HM Nasrullah Yusuf, Presiden
Infrastructure University Kuala Lumpur Prof DR Ruslan Zainal Abidin,
Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Lampung dan tamu undangan lainnya. (Rls/KN)