Advertisement
BANDAR
LAMPUNG -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA),
Yohana Yembise, mengatakan pemerintah menargetkan pada 2030, perempuan
Indonesia lebih maju dibandingkan negara lain. Kini, Indonesia satu dari
10 negara besar yang ditunjuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membawa
perempuan setara gender 50:50 bukan 30-70 lagi.
"Perempuan
jangan dianggap sebagai manusia nomor dua. Saat ini ada sembilan
perempuan dalam Kabinet Presiden Joko Widodo. Data BPS juga menunjukkan
mahasiswa di kampus 60% wanita dan 40% laki-laki. Namun partisipasi
melamar pekerjaan laki-laki 70% dan wanita 30%,” kata Yohana ketika
menjadi keynote speaker seminar nasional berema 'Membangun Budaya Adil
Gender dan Ramah Anak” dalam rangka Dies Natalis ke-52 Universitas
Lampung, di Ruang Abung Balai Keratun, Selasa (17/10/2017).
Menurut
Menteri Yohana, pemerintah giat menyukseskan program PBB. “Perempuan
dan anak adalah pilar penting di PBB sekarang. Ada 17 indikator, yang
kelima tentang gender dan kesetaraan gender. Saya bersyukur di Provinsi
Lampung banyak pejabat perempuan,” ujar Yohana.
Dalam
menyukseskan itu, Kementerian PPPA melibatkan perguruan tinggi. Seperti
kajian tentang 'Female Genital Mutilation oleh empat Perguruan Tinggi'
di empat provinsi. Selain itu, kajian tentang 'Grand Desain Intervensi
Program Perempuan dan Anak di Papua dan Papua Barat' yang melibatkan
universitas dan dan Dewan Adat Papua.
“Sebagai
dosen, saya percaya banyak inisiatif dan upaya perguruan tinggi dalam
membangun masyarakat. Banyak program inovatif dan aplikatif yang lahir.
Dosen dan mahasiswa juga berperan sebagai agent of control dan
perubahan,” kata Menteri Yohana.
Persoalan
gender, menurut Rektor Universitas Lampung, Hasriadi Mat Akin, tidak
terlepas dari budaya. “Budaya patriliniar menganggap posisi perempuan
menjadi subordinat. Selain itu pemahaman agama yang kurang tepat
sehingga perempuan menjadi subordinat,” ujar Hasriadi.
Di
bidang pendidikan anak, perempuan berperan menjadikan anak generasi
penerus yang berkualitas di masa depan. Dengan bekal ilmu pengetahuan,
perempuan bisa mendidik anak dengan baik. Saat ini jurusan di
Universitas Lampung, seperti Kedokteran dan Hukum 70% adalah perempuan.
"Diharapkan perempuan di Lampung menjadi ujung tombak masa depan negara
kita,” kata Hasriadi.
Usai
menghadiri seminar, Menteri PPPA menghadiri ramah tamah dengan 50
mahasiswa Universitas Lampung asal Papua. Menteri mengharapkan, setelah
lulus para mahasiswa dapat membangun dan mengelola Tanah Papua.
"Tanah
Papua ke depan ada di pundak mahasiswa. Saat mereka kembali diharapkan,
menjadi sumber daya manusia yang berguna untuk bangsa dan negara.
Perempuan Papua hendaknya juga tidak kalah andil dari laki-laki di
Papua, sehingga menjadi asset pemimpin di Tanah Papua,” kata Menteri
Yohana. (Red/Kn)